Selasa, 08 Februari 2011

Tiga Asosiasi Berikrar Masuk Anggota PGRI

Pada pembukaan Konkernas III PGRI yang dilaksanakan di halaman Rumah Dinas Gubernur Gorontalo Kamis (27/1) lalu, Asosiasi Guru Bantu se Indonesia yang beranggotakan sekitar 400 ribu guru, Asosiasi tenaga Administrasi Pendidikan yang Beranggotakan 700 ribu-an orang dan Asosiasi guru Honorer di sekolah Negeri yang berjumlah sekitar 200 ribu-an orang di seluruh Indonesia membacakan ikrar masuk menjadi anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Dengan ikrar ini maka PGRI kembali ketambahan anggotanya sejumlah seribu-an orang lebih yang nantinya akan menjadi aset organisasi kedepan. Sulistiyo mengklaim bahwa dari 2.7 juta guru di Indonesia 90 persen diantaranya adalah anggota PGRI. Dengan demikian, PGRI saat ini merupakan organisasi dengan jumlah anggotanya terbanyak dibanding dengan organisasi profesi lainnya.

PGRI kedepan menurut Sulistiyo massih akan mengagendakan berbagai perjuangan untuk kepentingan anggotanya sehingga PGRI tidak lagi sekedar organisasi yang hanya memungut iuran anggota setiap bulannya. Sulistiyo mengakui masih banyak program yang harus diperjuangkan oleh PGRI pada masa mendatang yang harus segera direalisasikan diantaranya aspirasi tentang penyaluran dana BOS dan tunjangan profesi yang dituntut dikembalikan ke Provinsi dan, tunjangan profesi guru yang terkadang masih terdapat kendala keterlambatan dan masih banyak lagi isu lainnya yang harus diperjuangkan. Untuk itu Sulistiyo mengharapkan agar para guru yang menjadi anggota PGRI untuk tetap bersatu menjaga solidaritas, soliditas dan kebersamaan antar sesama anggorta PGRI.

PGRI organisasi Unitaristik, Independen dan non Politiik Praktis.



Dalam Sambutannya, Dr. Sulistiyo mengharapkan agar setiap elemen guru yang menjadi anggota PGRI dapat memaknbai sifat dan karakter PGRI yang unitaristik, independen dan non politik praktis. Untuk mewujudkan organisasi yang solid menurut Retor IKIP PGRI Semarang ini, di organisasi PGRI tidak mengenal perbedaan antara Guru TK-SD, SMP-SMA dan dosen, semuanya adalah anggota PGRI yang dilahirkan untuk menjadi seorang pendidik. Oleh karena itu, egoisme status sangat tidak relevan di organisasi PGRI. Hal ini perlu dihayati dan dimaknai oleh setiap guru dimanapun. (AM)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes