Selasa, 27 September 2011

Peristiwa Mengharukan Saat Sang Deklarator Jadi Tumbal Sertifikasi Guru “Mohon Pak Jaksa, Saya Saja yang Dipenjarakan Jangan Pak Nelson”


Jika Nelson Mandela karena kegigihannya memperjuangkan hak dan martabat rakyatnya sempat mendekam di penjara selama 20 tahun kemudian menjadi Presiden, akankah Nelson Pomalingo setelah mendekam di penjara selama 2 hari karena memperjuangkan hak – hak guru dan pendidik menjadi Wakil Gubernur dan selanjutnya menjadi Gubernur? Hanya Allah jualah yang mampu menjawabnya.

Siapapun tidak dapat memungkiri fakta bahwa setiap pejuang dan Pahlawan dimanapun dalam sejarah peradaban di dunia pasti pernah merasakan hidup di penjara. Sebutlah misalnya mendiang Soekarno, karena kegigihannya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ia keluar masuk penjara sebelum dinobatkan sebagai Proklamator dan menjadi Presiden Republik Indonesia pertama. Di belahan benua Afrika, Nelson Mandela sebelum didaulat oleh rakyatnya menjadi Presiden, ia pernah merasakan pahit getirnya hidup di penjara selama 20 tahun. Di Gorontalo, Nelson Pomalingo yang telah dicatat oleh sejarah sebagai Pejuang lahirnya Provinsi Gorontalo, juga pernah mendekam di penjara selama 2 hari. Ia seakan telah menjadi tumbal bagi perjuangan peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan guru di Gorontalo ketika itu.
Pertanyaannya, Jika Nelson Mandela mendekam di penjara selama 20 tahun kemudian menjadi Presiden, akankah Nelson Pomalingo setelah mendekam dipenjara selama 2 hari menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur? Hanya Allah jualah yang mampu menjawabnya.
Terlepas dari semua itu, ada pengalaman yang mengharukan saat Nelson ditahan oleh Kejaksaan Negeri Gorontalo pada tahun 2009 lalu. Salah seorang warga dari Kec. Atinggola Kab. Gorontalo Utara sangat prihatin dengan kasus yang menimpa Nelson. Saking prihatin san sayangnya terhadap sosok Nelson, ia pernah suatu hari begitu mendengar Nelson ditahan langsung menghadap petugas Lapas Donggala Kota Barat meminta kompensasi agar dirinya saja yang dipenjara, asal Nelson dibebaskan. “Saya siap menggantikan Nelson di Penjara, kalau saya ditahan tidak jadi persoalan, tapi Nelson keberadaannya di luar sana sangat dibutuhkan oleh rakyat” imbuh pria paruh baya yang mengaku sangat simpatik dengan perjuangan Nelson selama ini. Menurutnya, tidak hanya mahasiswa yang menunggu kiprah Nelson, tapi masyarakat Gorontalo butuh sentuhan pemikiran dan kecerdasan Nelson agar Gorontalo terbebas dari belenggu pemimpin-pemimpin yang hanya mementingkan kroni-kroninya yang selama ini menggejala dan dilakukan secara terang-terangan.
Namun apa boleh buat, ia hanya rakyat biasa yang tidak bisa berbuat apa-apa, rasa simpatiknya terhadap Nelson ketika itu hanya bisa ia ekspresikan dengan linangan air mata hingga butiran-butiran bening yang menetes di pipinya seakan menjadi saksi betapa mencari keadilan di negeri ini ibarat mencari jarum dalam jerami. (AM).

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes