Selasa, 27 September 2011

Peran Guru dan Pendidikan Politik Masyarakat




Fenomena masyarakat yang saat ini mudah tergiur dengan rayuan dan iming-iming uang puluhan dan ratusan ribu saat Pilkada dan munculnya para politisi yang hendak meraih kekuasaan dengan cara membeli suara rakyat, merupakan fenomena yang meresahkan dan bahkan boleh disebut merupakan gejala masih minimnya pendidikan politik kepada masyarakat. Bila dibiarkan terus menerus, maka fenomena ini akan merugikan masyarakat sendiri di masa-masa mendatang, paling tidak dengan gejala masyarakat yang tengah “sakit” tersebut akan terus menerus melahirkan pemimpin yang “karbitan” dan tidak berkualitas.

Karena perilaku masyarakat ini sangat terkait erat dengan pendidikan, maka Guru sebagai garda terdepan dalam proses pendidikan kepada masyarakat, tidak hanya dituntut berkutat dengan tugas di sekolah tapi juga diharapkan tampil di tengah masyarakat memberikan arahan, bimbingan dan pencerahan kepada masyarakat untuk menggunakan hak politiknya secara cerdas pada setiap proses Pemilu maupun Pilkada.


Guru sebagai kalangan yang terpelajar dan terdidik diharapkan dapat menjadi pelopor pendidikan dan pencerahan kepada masyarakat untuk tidak mempertaruhkan masa depan Gorontalo dengan uang recehan Rp. 50 ribu dan sembako yang hanya habis dimakan dalam hitungan hari. Guru dianapun dalam konteks ini secara moral bertanggung jawab terhadap pendidikan politik masyarakat, dengan secara intensif memberikan pandangan dan wawasan kepada masyarakat, tentang masa depan Gorontalo, yang membutuhkan pemimpin yang berkualitas, berorientasi pada masa depan dan membutuhkan pemimpin yang lebih menghargai rakyat Gorontalo secara bermartabat. Rakyat Gorontalo pada dasarnya tidak butuh pemimpin yang hanya memandang suara rakyat bisa dibeli dengan harga yang sangat murah.

Meski demikian, menghadapi perilaku politisi yang tidak sehat pada moment politik, disatu sisi merupakan berkah bagi masyarakat, terutama masyarakat miskin yang hidup pas-pasan. Paling tidak, moment ini merupakan saat yang tepat untuk memperoleh uang dengan cara yang mudah. Namun kesempatan ini jangan sampai mengorbankan masa depan Gorontalo, caranya, “ambil uang dan sembako yang diberikan oleh para calon yang akan tampil pada bursa pilgub, namun pada saat pemungutan suara, hak dan hati nurani tetap dijatuhkan pada calon pemimpin yang diyakini mampu membangun dan memajukan Gorontalo kea rah yang lebih maju. Itulah resep cerdas untuk masyarakat agar tidak salah dalam memilih pemimpin.

Bagaimanapun juga, calon pemimpin yang hanya mengandalkan uang dan bukan kualitas maupun program. maka kelak ketika berhasil duduk di kursi kekuasaan akan melupakan rakyat yang memilihnya dan hanya berpikir keras bagaimana mengembalikan ongkos yang telah ia keluarkan pada pesta demokrasi. Itulah sebabnya pula mengapa negeri ini tidak pernah meraih kemajuan demi kemajuan yang didambakan rakyat. Sekali lagi Fenomena “money politic” disatu sisi merupakan akibat dari masih banyaknya rakyat yang masih berada di garis kemiskinan dan tidak mendapatkan pendidikan politik yang sehat, sementara politisi yang ingin menjadi pemimpin juga tidak memiliki I’tikad baik dan justru merasa beruntung memanfaatkan kondisi rakyat seperti itu. Fenomena ini menuntut masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin. Kecerdasan dalam memilih ini merupakan hal yang mudah disosialisasikan terutama oleh guru dan elemen pendidikan, karena sesungguhnya rakyat Gorontalo adalah sajian masyarakat yang memiliki harga diri dan martabat yang hak-haknya tidak mudah dibeli oleh para calon penguasa yang ambisius. (AM)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes